Ifqon Alfarizi Davidson

Lakukan apa yang aku suka, tapi tetap menghormati orang lain.
Home » , , » Salahkah Aku Memeluk Katolik? Part 3

Salahkah Aku Memeluk Katolik? Part 3

Written By Ifqon Alfarizi Davidson on Minggu, 08 Januari 2017 | Minggu, Januari 08, 2017

Photo by Google
hay semua....
aku kembali lagi nih....
ada yang komen dengan gaya penulisan ku di blog ini, yah walau dia gak komen di blog tapi dia mengirim email ke aku, katanya gaya penulisanku sangat buruk. Tapi sebelumnya terima kasih yah sudah memberi komentar, dan aku ke depannya akan memperbaiki gaya penulisan ku, tapi untuk mengubah gaya penulisan ku, maaf banget yah aku gak bisa, karena ini lah aku, yang suka silahkan baca dan yang gak suka silahkan baca blog lain...

Okey, aku mau melanjutkan cerita ku yang sebelumnya... dan gak nyangkan ternyata ini sudah memasuki part 3, wah gak kerasa udah sedikit lebih panjang dari perkiraan, perkiraan awal sih aku bakalan bisa menyelesaikan dengan 2 part saja sih, tapi ternyata masih belum selesai juga. Untuk yang sampai sejauh ini sudah membacanya, aku ucapkan terima kasih yah, dan yang sudah bosan dengan jalan cerita ku, aku juga berterima kasih karena kalian sudah pernah mampir di blog aku....

Okey langsung saja yah....

Di part sebelumnya aku sudah menulis bagaimana aku bisa berkomunikasi lagi dengan sahabat - sahabat aku, dan di part ini, aku ingin menjelaskan bagaimana akhirnya aku bisa yakin untuk berpindah agama menjadi Katolik.
###

Pada saat itu tanggal 12 Januari 2015, entah kenapa aku ingin sekali membuka social media ku... Karena semenjak aku sekolah di kejuruan, aku jarang sekali memegang smartphone, bukan karena sibuk dengan tugas yang di berikan guru hanya saja aku saat itu memang sedang tidak ingin memegang smartphone, mungkin hanya mengecek notifikasi dari instagram, dan bbm. Jujur, pada saat itu aku sangat bingung lagi, karena gak tahu datangnya dari mana, aku sepulang sekolah langsung menuju Gereja yang tidak jauh dari sekolah, dan memang setiap harinya aku selalu melewati Gereja itu. Gak usah di tanya kenapa bisa melewati Gereja, yah karena tempat tinggal ku sementara / kost aku yang hanya bisa melewati jalan itu. dan aku sering sekali melihat setiap hari ada yang berlalu lalang keluar masuk Gereja, dan kebetulan aku mempunyai teman yang beragama Katolik, tapi bukan berarti aku masuk Katolik karena pengaruh teman yah, aku murni panggilan dari Tuhan. Setelah seminggu, aku penasaran dengan temanku yang selalu aktif di facebook, dia berkata bahwa di facebook ada fitur - fitur baru yang memudahkan penggunanya untuk saat ini. Kenapa aku vakum main facebook karena aku merasa bosan dengan tampilan yang itu - itu saja dan teman ku memang tidak sebanyak teman ku itu, jadi yah bisa di bilang aku membuat aku facebook karena aku hanya ingin sama dengan teman ku. Tapi semenjak itu, semuanya berubah, aku mulai aktif lagi di facebook dan mempunyai teman yang lumayan banyak, dan karena setiap status ku ada yang mengapresiasi, makanya aku memetuskan untuk bermain facebook kembali, dan itulah awal mulanya aku bisa menemukan sahabat - sahabat dekat ku. Jujur, waktu itu memang lumayan banyak yang meminta permintaan teman, maklum lah aku sudah lebih dari 6 bulan tidak membuka facebook. Dan aku terpaku melihat nama dan foto seseorang yang sepertinya aku kenal, maka aku langsung konfirmasi dan ternyata dia sedang aktif facebook juga, dia langsung mengirim aku pesan melalui facebook, dia bertanya nama, tempat tinggal, dan yang terakhir bertanya sekolah ku yang sekarang.
Dan yah, aku awalnya tidak percaya jika itu adalah sahabat ku sejak kecil, tapi dia membuktikan bahwa dia memang sahabat ku sejak kecil, akhirnya kita sering chat, dan aku pun sering aktif di facebook, bahkan teman ku sampai berkata bahwa aku sudah kecanduan facebook.
Tidak berapa lama dia datang ke daerah tempat aku tinggal, ternyata dia sekolah di Jakarta, dan sekarang penampilannya sangat berubah. yah bisa di bandingkan dengan aku yang walau pun aku juga sekolah di kota tapi sangat berbeda dengan dia yang bersekolah di Jakarta. Dia lebih putih, dan sudah tidak gemuk lagi, yah mungkin dia berusaha sangat keras untuk mendapatkan tubuh yang seperti sekarang.
Dan yang membuat aku sangat terkejut ternyata dia juga sudah berpindah agama, hanya saja dia memeluk agama Protestan, tapi menurut aku, kita bersahabat bukan karena agama, ras, dan kasta.
Tapi ada perbedaan yang sangat jauh antara aku dengan dia. Yah, ternyata keluarganya sudah tahu jika dia sudah berpindah agama dan memeluk agama Protestan, sedangkan aku, aku masih sembunyi - sembunyi untuk berpindah agama. Karena berpindah agama saat kita duduk di bangku sekolah sangatlah susah, karena masih sangat banyak dokumen yang harus di selesaikan terlebih dahulu, belum lagi acara penerimaan aku oleh agama yang ingin aku peluk saat ini. Masih banyak syarat yang harus aku kerjakan supaya aku bisa di nyatakan resmi memeluk agama Katolik, maka dari itu, aku tidak terburu - buru mengambil keputusan. Hanya saja aku sudah mengatakan kepada guru pendidikan agama bahwa aku ingin berpindah agama, dan yah, di luar dugaan ternyata guru agama ku mendukungku hanya saja aku di beri saran untuk fokus dengan sekolah ku terlebih dahulu, karena aku terbilang siswa berprestasi di sekolahku, guru ku tidak ingin dengan kepindahan agama ku, maka pelajaran ku bisa terganggu.
Guru ku juga menyarankan untuk memikirkannya lagi, karena memang benar apa kata guru ku, pindah agama tidak semudah membalik kan telapak tangan.
Lalu bagaimana dengan sahabat ku?
Yah dia patut bersyukur, karena keluarganya menerima keputusan dia untuk pindah agama, dan terlebih lagi keluarganya mendukung dengan cara membantu mengurus dokumen - dokumen untuk kepindahan agamanya. Mungkin jika aku jadi dia, aku sangat bersyukur, karena mempunyai keluarga yang begitu perduli dengan dia. Bukan berarti keluarga ku tidak perduli, hanya saja untuk urusan agama, aku rasa sahabat ku lebih beruntung, karena dia bisa bebas memilih agama yang dia percayai. Sebenarnya aku belum terlalu tahu apakah nantinya keluargaku akan menerima kondisiku dengan agama baru ku, atau kah malah mengusir ku dari rumah dan tidak mengakui ku lagi sebagai anggota keluarga lagi, mengingat keluarga ku sangat fanatik dengan agama islam, keluarga ku tidak salah sih, hanya saja aku yang takut untuk mengatakan kepada keluarga ku. Yah aku takut karena keluarga ku sangat fanatik dengan islam, bahkan saudara -saudara ku semua nya pernah berada di pondok pesantren semua, dan memang lulusan pondok pesantren, itulah yang aku takutkan karena keluarga ku sangat fanatik dan sangat menolak agama Katolik. Mungkin bukan menolak, hanya saja jika ada keluarga yang pindah agama mungkin bisa langsung di asingkan, karena saat teman ku yang Katolik bermain di rumah, keluarga ku sangat ramah apalagi saat aku memberi tahu bahwa teman ku berbeda keyakinan. Hanya saja saat teman Katolik ku sudah pulang dari rumah ku, keluarga ku langsung memberi tahu aku, jika aku tidak boleh sangat dekat dengan dia, karena mungkin takut ikut - ikut an makan - makanan haram menurut agama islam, dan takut berpindah agama, dan yah, mungkin kalian bisa merasakan jika ada di posisi aku, itu sangat menyesakkan, saat mereka berkata seperti itu, dan aku bertanya mengapa, mereka langsung menceramahi ku dan berkata yang tidak - tidak. Tapi, sekali lagi, mungkin inilah panggilan dari Tuhan Yesus kepada aku. Wala pun keluarga ku berceramah apapun aku tetap dengan pendirian ku, bahwa aku ingin pindah agama. Dan sampai saat ini, hanya aku, temanku, sahabat ku, guru agama ku, dan dua orang teman ku di social media Line yang tahu jika aku ingin pindah agama.

Saat ini aku memasuki tahun ke 2 sekolah di kejuruan, dan aku sudah mulai nyaman dengan agama Katolik, hanya saja, aku masih belum berani mengatakan kepada keluarga ku, dan yah, aku tidak menyangka jika sudah 1 tahun lamanya aku merahasiakan ini dari keluarga ku.....
Ada perasaan takut sih yang menyelimuti aku saat aku keluar rumah, karena saat ini aku sudah tidak kost lagi dan berada di rumah, tapi aku masih tetap berkomunikasi dengan teman ku itu dan masih tetap ke Gereja dengan temanku setiap hari Minggu. Yah, aku harus membuat alasan untuk keluar dari rumah, dan untuk menjemputku saja, itu susahnya sangat susah. Sampai - sampai bukan teman ku yang beragam Katolik yang menjemputku, melainkan adik kelas ku yang beragama islam, adik kelas itu tahu jika aku ingin pindah agama dan aku cerita kepada adik kelas ku karena dia sangat dekat dengan ku, dan yah Puji Tuhan, dia sangat menerima keadaan ku, mungkin dia tidak mempermasalahkan apa agama ku, dan bagaimana kondisiku saat ini, dan itulah yang aku inginkan, ingin bisa bebas memilih apa yang aku inginkan.
Tapi, setidaknya aku harus menunggu hingga tahun depan untuk mengungkapkan kepada keluarga ku. Yah, setidaknya aku harus menunggu untuk lulus terlebih dahulu agar aku bisa mengatakan kepada keluarga ku...

#Bersambung

Mungkin cerita ini bisa selesai 2 part lagi karena sangat banyak sekali yang ingin aku ungkapkan di blog ku ini....
Semoga yang membaca merasa termotivasi, bukan aku mengajak untuk berpindah AGAMA yah, tapi termotivasi jika mempunyai keinginan kejarlah keinginan itu sampai kalian dapatkan
Aku pun akan berusaha sekuat tenaga ku, untuk bisa pindah agama, karena ini mungkin sudah panggilan dari Tuhan Yesus

Untuk semuanya aku ucapin HAPPY NEW YEAR yah, walau terlambat ngucapinnya tapi tulus kok, hehehehe

0 komentar:

Posting Komentar

Sopanlah dalam berkomentar dan jadilah pembaca yang baik. Serta saling membantu