Ifqon Alfarizi Davidson

Lakukan apa yang aku suka, tapi tetap menghormati orang lain.
Home » , , , , , , » Curhatan ku. Part 1

Curhatan ku. Part 1

Written By Ifqon Alfarizi Davidson on Rabu, 24 Mei 2017 | Rabu, Mei 24, 2017

 https://www.harianpost.co.id/16124/kumpulan-dp-bbm-kata-bijak-persahabatan-sejati-terbaik-terbaru/


Sore ini aku duduk sendiri di depan rumah berteman halaman yang gersang. Gersang, karena tidak lagi di tumbuhi tanaman. Dulu halaman ini sangat indah, seindah hatiku dulu saat aku berjalan dengannya. Mungkin bunga dan rerumputan yang tumbuh di halaman depan rumah tahu jika pemiliknya sedang bersedih, mereka ikut sedih dengan keringnya mereka. Walau aku selalu menunjukkan bahwa aku baik-baik saja, tapi aku tidak bisa menahan kesedihan ku pada sahabat ku. Yah, sahabat yang sudah lama berada di samping ku. Susah dan senang kita selalu lalui bersama. Bahkan, aku dan dia sudah seperti saudara sendiri. Aku pun sampai mengerti dan paham betul apa yang dia suka dan tidak suka. Mungkin karena itu juga, aku menyimpan rasa, bukan sebagai sahabat lagi, tetapi sebagai perempuan yang cantik. Aku memang mengakui jika dia sangat cantik, dan dia sangat dikenal oleh teman-teman di kampus.

Kadang, ada perasaan cemburu saat dia berjalan bersama pria lain, tapi berkali-kali aku berusaha menolak perasaan ini, aku tidak ingin jika persahabat yang kita jalani selama 10 tahun sirna begitu saja. Aku kenal dengannya saat aku berusia 14 tahun, yah saat itu aku duduk dibangku SMP, lebih tepatnya saat itu aku masih kelas VIII ( 2 SMP ). Mungkin ini sudah takdir kita berdua hanya menjadi seorang sahabat saja.
Aku mengenalnya karena dia adalah teman sekelas ku. Pada saat itu, aku sangat takut karena mereka yang berada di kelas ku adalah terpandai di sekolah. Dan aku baru menyadari bahwa aku berada di tengah-tengah mereka. Sebelumnya aku tidak tahu dengan sahabat ku ini, dan dia memang tidak terlalu terkenal pada saat SMP. Saat itu, dia menurut ku memang tidak menarik, mungkin karena dia belum bisa menjaga dan menata dirinya dengan baik. Berbeda dengan ku yang memang saat itu sudah di kenal di SMP, bukan berkat kepandaian ku, tapi karena aku adalah seorang anak Kepala Sekolah dan juga Tampan. Saat itu aku menjadi idola di SMP ku.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai nyaman dengan dia, hanya saja, aku sudah terlanjur mengatakan bahwa aku ingin bersahabat dengannya saja. Saat kelulusan tiba, aku mendapat kabar bahwa dia akan sekolah di kota asal Papanya, di Yogyakarta. Aku sedih saat itu, karena harus berpisah dengannya, dan harus jauh dengan orang yang aku sayang. Aku mulai sayang dengan dia, tapi aku merasa pada saat itu adalah sayang sebagai sahabat. Seminggu setelah kelulusan, dia berangkat ke Yogyakarta. Pada saat itu kita masih belum mendapatkan Ijazah dari sekolah, karena memang kita harus menunggu beberapa hari lagi agar Ijazah itu selesai semuanya dengan SKHU.

Aku, aku memutuskan untuk tetap berada di Bandung. Walau Bandung bukanlah kota asal ku, tapi aku sudah mulai nyaman berada di kota ini. Orang Tua ku Bercerai, hak asuh ku berada di tangan Papa. Saat aku berusia 11 tahun, kelas 5 SD, aku harus menerima kenyataan bahwa keluarga ku akan hancur, dan mereka tidak akan bisa bersama lagi. Aku masih belum tahu saat itu, apa akar masalah mereka berdua, hingga menyebabkan mereka harus berpisah. Tapi, Mama selalu berkata bahwa ini demi kebaikan ku, Mama rela dan bersedia mengalah demi aku. Aku hanya bisa menangis waktu itu.

Saat aku melihat teman-teman ku berjalan bersama dengan Papa dan Mama mereka secara berdampingan, ada perasaan iri di dalam diri aku, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Saat aku melihat mereka tersenyum dengan nyamannya, aku merasa sangat iri kepada mereka. Pernah aku berkata kepada Tuhan, bahwa Tuhan tidak adil terhadap ku. Karena aku harus hidup dengan kondisi seperti ini. Aku hanya bisa menahan tangisan ku saat melihat mereka berjalan berdampingan dengan Orang Tua mereka.

Aku adalah tipe anak yang tidak manja, mungkin karena aku dibesarkan oleh seorang Papa. Dan aku tidak tahu mengapa Papa tidak kunjung menikah, hingga suatu hari saat aku pulang dari sekolah ku. Aku menemukan jawaban mengapa selama ini Papa tidak menikah lagi, dan mungkin inilah yang menyebabkan mereka berdua bercerai.

Yah, aku melihat Papa sedang mesra-mesraan dengan seorang Pria. Ya, seorang Pria. Aku sangat terpukul saat itu, aku sangat marah dan sangat membenci Papa. Aku tidak tahu jika selama ini Papa adalah seorang Gay. Aku tidak malu mempunyai Papa Gay, hanya saja mengapa Papa memutuskan untuk bercerai dengan Mama. Aku tahu, cinta memang tidak bisa dipaksakan lalu mengapa Papa memutuskan untuk menikah dengan Mama jika akhirnya akan bercerai. Aku langsung pulang kerumah, aku mengambil sebagian baju-bajuku dan gitar kesayangan ku yang aku dapatkan dari Mama 2 tahun yang lalu. Aku telah beranjak dewasa saat ini, aku sekarang telah berusia 17 tahun dan satu minggu lagi adalah kenaikan kelas. Aku mendapatkan gitar ini saat aku berusia 15 tahun tepat saat aku lulus dari SMP. Mama memberikan sebuah gitar karena aku sangat menginginkan gitar ini saat aku baru masuk SMP. Dan juga, mungkin karena aku menjadi lulusan terbaik di SMP ku.

Sebenarnya aku mendapatkan beberapa beasiswa di daerah Jakarta, hanya saja aku memutuskan untuk tetap berada di Bandung.

Dan...
Yah, aku berhasil di terima di SMAN 3 Bandung, sekolah terfavorit di sini. Aku sangat senang sekali, karena aku bisa meraih sekolah yang memang sangat aku inginkan. Sebulan aku bersekolah di SMAN 3 Bandung, aku mendapatkan kabar dari Salsa, bahwa dia sekarang bersekolah di SMAN 1 Yogyakarta. Yah, sekolah itu ada sekolah favorit di Yogyakarta, dan aku tidak terkejut jika dia bersekolah di SMAN 1 Yogyakarta, karena Salsa memang pintar di sekolah. Aku merasa bersyukur karena bisa masuk di SMAN 3 Bandung, karena masuk sekolah ini tidaklah mudah, dengan nilaiku yang bisa dikatakan pas-pasan di bandingkan dengan siswa lain yang mendaftar di sekolah ini.

#Bersambung...

Follow Akun Fb ku disini
Dan Instagram ku mr.ifqon

Jangan lupa komen dibawah yah, supaya aku bisa memperbaiki tulisan ku di kemudia hari. Kritik dan Saran dari kalian lah sangat berharga bagiku.

Terima Kasih, dan Salam Hormat Dari ku
Ifqon Alfarizi Davidson

0 komentar:

Posting Komentar

Sopanlah dalam berkomentar dan jadilah pembaca yang baik. Serta saling membantu