Ifqon Alfarizi Davidson

Lakukan apa yang aku suka, tapi tetap menghormati orang lain.

Beranjak Dewasa

Written By Ifqon Alfarizi Davidson on Jumat, 02 Juni 2017 | Jumat, Juni 02, 2017

Photo By Dokumen Pribadi

Kisah nyata ku yang aku ingin bagikan kepada kalian semua.
 
Aku lahir dari rahim seorang wanita keturunan suku Jawa, kakek dan nenek dari ibu adalah seorang pejuang. Sedangkan ayah adalah seorang pria keturunan suku Madura. Dan juga kakek dari ayah adalah seorang pejuang kemerdekaan juga.
 
Hidupku terbilang monoton, karena dari TK, SD, sampai SMP pun, aku tidak pernah mengenal dunia luar, dunia yang setelah aku tahu sangat berbahaya. Ibu meninggal saat aku kelas 4 SD. Aku terpaksa, bukan terpaksa, tapi harus pindah rumah dan sekolah ku. Yah, aku harus pindah sekolah dan rumah ke tempat kelahiran ayah.
 
Aku jalani hari-hariku dengan cukup baik-baik saja. Nakal, itu sudah tidak bisa di pungkiri, pantaslah jika anak seusia ku nakal. Apalagi aku besar tanpa ada seorang Ibu. Yah, aku tumbuh tanpa ada seorang ibu disampingku. Sedih, pasti sedih, siapa yang tidak sedih ketika melihat teman-teman lain asyik bercanda gurau dengan ibunya. Sedangkan aku, aku hanya bisa mengurung diri di dalam kamar setelah pulang sekolah. Itu terus berlanjut sampai aku lulus SMP. SMP, aku sudah mulai berbohong kepada keluarga ku, biasalah anak muda. Saat kelas 3 SMP, aku lebih banyak berbohong dari pada jujur kepada ayah. Karena saat itu aku sangat ingin merasakan bagaimana rasanya jalan-jalan bersama teman-teman. Asyik, menyenangkan, yah itu mungkin bisa tergambar jelas pada saat itu.
 
Tapi setelah kebahagiaan itu, aku kembali sedih. Seih karena setiap sampai di rumah, ayah selalu marah karena aku yang suka pulang telat, aku yang sampai kemana-mana. Dan hal lainnya. Aku pun membantah pada saat itu, maklum aku adalah orang yang keras pada saat itu, jadi siapa pun yang marah kepadaku, aku akan balik marah kepada mereka.
 
Kini aku sadar, semua itu ayah lakukan karena dia tidak ingin melihat aku gagal di masa depan nanti. Saat ayah sudah tidak ada lagi di sisiku. Saat aku harus menghidupi diri ku sendiri dengan jerih payah ku. Aku tahu, semua itu ayah lakukan agar aku menjadi orang sukses. Menjadi anak yang bisa berbakti kepada orang tua. Pada saat itu, aku selalu marah, marah, dan selalu marah kepada ayah. Tidak ada satu hari pun tanpa kemarahan ku. Pernah suatu ketika, saat aku pulang sekolah, dan ayah menunggu ku di ruang tamu sambil terlihat agak marah. Aku yang saat itu lelah karena memang kebetulan waktu itu banyak sekali persiapan yang harus aku lakukan untuk menghadapi UN. Tapi ayah menganggap aku kluyuran tidak jelas. Dan pada saat itu juga aku membentak ayah, entah kenapa aku tidak merasa bersalah pada saat itu.
 
Sampai akhirnya aku lulus, yah aku lulus, walau tidak menjadi lulusan terbaik, tapi nilai ku di rata-rata sekolah. Hingga akhirnya mengantarkan aku bisa melanjutkan sekolah di kota. SMKN 5 Jember, saat aku berkata seperti itu, mungkin orang berpikir. Wah sekolah favorit, dan pasti siswanya pintar-pintar. Tapi mereka tidak pernah tahu kondisi ku saat itu. Aku masuk di sana karena aku ingin membanggakan ayah. Aku sangat menyesal karena selama SMP aku selalu membentaknya.
 
Aku pribadi sangat ingin sekali masuk di SMKN 3 Jember, dan mengambil jurusan pariwisata. Tapi saat di rumah, ayah selalu membahas sekolah pertanian itu ( SMK 5 ), hingga aku memutuskan, okelah aku mengorbankan impianku, toh nanti setelah lulus aku bisa kuliah di jurusan yang berhubungan dengan pariwisata. Tapi di tengah jalan, ada kejadian tidak terduga. Aku berhenti sekolah.
Aku membuat ayah kecewa lagi, aku sudah berpikir bahwa aku tidak akan melanjutkan sekolah, aku akan ikut paket C saja nanti, saat itu aku memutuskan ingin bekerja saja. Tapi ayah mendorong aku untuk kembali sekolah. awalnya aku tidak mau, bukan karena malu dengan teman-teman ku, hanya saja aku tidak ingin lebih merepotkan ayah. Sudah banyak rupiah yang ayah keluarkan demi menyekolahkan aku di SMKN 5 Jember.
 
Saat di Jember itu, aku bersama om ku. Dan juga aku di sekolah berteman dengan salah satu teman ku yang berbeda agama dengan ku. Aku selalu bertemu dengannya di perpustakaan, karena pada saat itu, aku bergabung dalam paduan suara sekolah. Dulu namanya adalah Padrama, entah sekarang berubah atau tidak. Aku sempat menjadi ketua Padrama beberapa bulan sampai akhirnya aku memutuskaan berhenti sekolah. Dia tidak ikut paduan suara, tapi dia ikut tari modern ( Dance ), yang kebetulan basecamp mereka juga di perpustakaan. Padrama berlatih setiap sabtu sepulang sekolah, dan dia juga selalu ada pada hari sabtu itu.
Aku sudah mulai dekat dengan dia, tapi hanya sebatas teman, tidak lebih. Aku awalnya tidak yakin dia berbeda agama atau tidak, tapi berdasarkan keseharian dan namanya, aku yakin dia bukan seagama dengan ku. Dia berasal dari Surabaya, jauh memang. Dia seorang wanita yang tomboy.
 
Dan pernah suatu ketika, saat perjalanan pulang menuju rumah ku di Silo, saat itu tidak ada bus, akhirnya aku pulang dengan angkutan umum berwarna kuning ( Lin ). Sampai di depan SMA 1, aku berhenti di sana, karena aku lupa jika ingin membeli sesuatu di Gramedia. Akhirnya aku menunggu cukup lama sampai akhirnya ada sebuah Lin, yang melewati tempat itu. Aku telah membeli keperluan yang aku inginkan. Tapi aku menunggu begitu lama tidak kunjung ada Lin. Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki menunggu di tempat yang lebih strategis. Jalan cukup jauh, aku bertemu dengan teman lama ku. Yah ternyata dia juga bersekolah di Jember, dia bersekolah di SMKN 1 Jember. Dan dia juga berbeda agama denganku.
Tapi dia berkata akan ke gereja terlebih dahulu, aku bingung padahal hari ini adalah hari sabtu. Tapi aku tidak berani bertanya lebih lanjut kepada dia, dia menyuruh aku menunggu di alun-alun kota. Aku pun meng-iyakan ucapannya. Karena letak gereja dengan alun-alun kota yang tidak begitu jauh, aku memutuskan untuk berjalan kaki saja. Walau dia memaksa ku untuk mengendarai sepedanya saja.
 
Sebenarnya dari kecil aku sudah berkeinginan pindah agama, yah ke katolik, hanya saja mungkin waktu itu Tuhan masih belum mau menerima aku, dan aku jalani hidup aku dengan biasa-biasa saja, tidak ada hal yang mengganjal di pikiran ku.
 
Pada saat aku berusia 5 Tahun, aku mengalami pelecahan seksual, dan ini aku baru mengatakannya di sini. Keluarga ku tidak ada yang pernah tahu. Aku sangat trauma saat itu, hingga mungkin itulah mengapa aku menjadi pribadi yang kasar. Dan aku lebih terkejut lagi, dia memakain Games ( Baju terusan pria ) dan memakai sorban. Aku berani bertaruh demi nama Tuhan, jika yang aku ceritakan ini adalah Nyata. Dia adalah teman OM ku, dia datang dari kota yang berbeda dengan kota ku. Setiap dia datang, aku merasa takut, karena dia selalu membawa ku ke kamarnya. Tidak ada orang yang tahu waktu itu.
Aku pernah bertanya, kenapa om melakukan itu? Apa Om tidak takut dosa?
Dia menjawab dengan entengnya, Selama tidak hamil dan ketahuan orang, itu tidak akan berdosa. Aku yang waktu itu masih berusia 5 tahun, masih polos meng- iyakan saja.
Kejadian itu berlanjut sampai aku berusia 8 tahun, setiap dia datang ke rumah, dia selalu membawa kan aku hadiah.
 
Tapi saat itu, aku masih bersikap biasa-biasa saja, karena saat aku menangis dia selalu menutup mulut ku dengan tangannya, dan mengancam akan memberi tahukan kepada keluarga ku. Pada saat itu aku sudah tahu, bahwa hal itu dilarang dalam agama islam.
Setelah aku pindah ke rumah ayah, di Silo. aku bersyukur karena aku tidak mengalami pelecahan seksual kembali.
 
Dan aku masih sering berkunjung kerumah nenek itu, bermalam di rumah teman ku. Hingga suatu malam, aku merasakan ada keganjalan, yah ternyata om itu juga melakukan pelecahan seksual kepada ku.
Dan itulah awal aku membenci sebagian orang islam, bukan islamnya yang aku benci, tapi sebagian orang nya yang melakukan pelecehan seksual kepada anak dibawah umur.
Sampai akhirnya aku tidak sengaja membaca alkitab di sekolah SD ku dulu di rumah ku, sebelum pindah kerumah ayah. Di perpustakaan itu, terdapat beberapa alkitab. Entah kenapa aku merasa damai dengan hanya membacanya saja.
Itu berlanjut sampai SMP, SMP aku diam-diam membaca alkitab di internet. Tapi aku tidak sesering saat SD dulu. Saat aku pindah ke rumah ayah, aku tidak lagi memikirkan itu, aku tetap beribadah dengan cara agama ku.
Sampai akhirnya aku lulus SMP, dan sekolah di jember, setelah pulang dengan teman ku itu, aku mulai ingin mendalami katolik lagi. Dan di luar dugaan, teman ku itu marah besar karena aku ingin pindah agama, tapi aku terus meyakinkan dia kalau aku pindah agama bukan karena dia, melainkan dari hati ku sendiri. Aku pun sangat susah untuk menjelaskan apa yang menjadi alasanku untuk memeluk katolik.
Sampai akhirnya teman ku itu bersedia membantu ku. Hanya saja waktu itu terkendala satu syarat, karena usiaku yang masih 16 tahun, aku harus mendapatkan surat ijin dari orang tua. Akhirnya aku mengurungkan niat ku.
 
Aku kembali kerumah, dan tidak pernah membaca mau pun mencari tahu lagi seputar Katolik, aku sudah benci dengan agama itu, karena aku ingin masuk saja sangatlah susah. Sampai akhirnya, awal tahun 2016 aku kembali mendapatkan pelecahan seksual, yah kali ini aku benar-benar menyesal dan ingin mengakhir hidup ku. Aku merasa tidak ada gunanya lagi aku hidup jika hanya digunakan untuk menyalurkan nafsu mereka.
 
Sampai akhirnya, akhir tahun 2016, aku bermimpi bertemu sosok orang yang aku pun tidak tahu siapa, karena dia tidak terlihat wajahnya. Dia berkata, ikutlah dengan ku, maka kau akan lebih baik. Saat itu aku memang benar-benar stress, depresi, sampai aku mencoba bunuh diri dengan cara meminum pil dari dokter yang mungkin sudah kadaluarsa sebanyak yang ada di rumah, tidak mampu dengan itu, aku melilitkan kain Bali ( Sarung Bali ) ke leher ku. Tapi mungkin Tuhan tidak ingin aku meninggalkan dunia ini, karena masih banyak yang harus aku lakukan di dunia ini.
 
Masih tidak percaya dengan mimpi itu, aku hanya menganggap hanya bunga tidur saja. Tapi mimpi itu kembali terus menerus, sampai akhirnya aku melihat diri ku sendiri di sampingnya. Sedang membaca buku. Aku tidak tahu jelas, apa yang sedang aku baca, tapi aku yakin itu adalah alkitab, terbukti dengan bacaan yang aku baca. ( Maaf aku tidak bisa menyebutkan disini, nanti di kira mengada-ada ).
Aku pun mengunduh alkitab dan beberapa aplikasi penunjang lainnya di smartphone ku. Sampai akhirnya aku mulai damai kembali. Dan itulah yang mendasari aku untuk memilih memeluk katolik.
 
Aku tahu, mungkin orang lain menganggap cerita ku ini hanya fiksi belaka. Aku pun tidak menuntut kalian untuk percaya, karena itu hak kalian. Aku pun juga punya hak untuk memilih agama ku.
Banyak rumor yang beredar di lingkungan tempat tinggalku, tapi aku menggangap itu semua hanay angin lalu saja. Mereka menganggap aku berpindah agama karena pacar ku atau apalah.
Tapi aku berani bertaruh, jauh sbelum itu semua, aku sudah pernah ingin pindah agama, jauh sebelum aku tahu jika pindah agama itu dosa.
 
Sampai-sampai, karena aku tidak bisa menerima jika aku akan pindah agama, aku mengatakan kepada ALLAH, lebih baik ambil saja nyawa ku, dari pada aku harus menyiksa diriku dan keluarga ku. DAn jika aku memang harus pindah agama, yakinkan lah aku dan permudahkan lah aku dalam melakukannya. Mungkin Allah, lebih berkehendak untuk aku pindah agama dari pada mengambil nyawa ku. Tapi itu semua hanya Allah lah yang tahu. Itu bukan kapasitasku.
 
Untuk semua orang yang mungkin, kecewa dengan keputusan ku, aku mohon maaf, tapi aku janji, aku akan lebih taat dan lebih baik lagi dalam menjalankan agama ku. Dan aku telah bersumpah kepada Tuhan bahwa ini adalah agama terakhir ku. Apapun yang terjadi, aku tidak akan mengubah agama ku kembali.
 
Jika ingin berbincang-bincang dengan ku silahkan follow instagram atau fb ku
FB ku Ini YAh
Dan FB ku Yang Ini Juga Yah 
Instagram ku di mr.ifqon
 
Terima Kasih sebelumnya teman-teman, jika ada yang ingin mengajak ku untuk bergabung di organisasi tertentu silahkan inbox atau kirim email ke ifqonalfarizi@gmail.com yah.
 
Salam Hormat dariku
Ifqon Alfarizi Davidson  

0 komentar:

Posting Komentar

Sopanlah dalam berkomentar dan jadilah pembaca yang baik. Serta saling membantu